Orangtua Hilyah menginginkan anak-anaknya mendapat pendidikan Al Quran langsung dari mereka. Maka, sejak dalam kandungan pun, Hilyah dan saudaranya dibiasakan untuk mendengarkan bacaan Al Quran yang langsung dilantunkan oleh ibunya dengan suara yang lantang.
Setelah lahir pun, Nur dan Muslim mengajarkan anak-anaknya untuk mengenal huruf-huruf hijaiyah dan membaca Al Quran dengan baik dan rapi bacaanya. Hilyah yang sudah bisa membaca Al Quran sejak umur 3 tahun, mulai dibiasakan untuk menghafal ayat-ayat pendek terlebih dulu, yang terdapat dalam juz 30.
“Menghafal
dari juz 30, yang surat-suratnya pendek lebih mudah daripada menghafal
dari juz satu yang ayatnya panjang-panjang. Belajar dari juz 30,
memudahkan anak untuk menghafal masuk ke juz 29, 28, 27 dan 26. Setelah
anak mulai siap, baru masuk juz satu“ terang Nur saat berkunjung ke
Sygma beberapa waktu lalu.
Nur
menuturkan, Hilyah mulai menghafal di usia 3 tahun, dengan menghafal 3
baris. “Kalau hafalan surat pendek, saya bacakan pas Hilyah lagi makan
dan minum. Untuk surat yang panjang, saya mantapkan dulu bacaannya,
sampai bagus pengucapan huruf-hurufnya, langsung mulai lagi untuk lebih
menghafal,” ujarnya.
Melalui pola seperti itu, maka di usia 4 tahun, Hilyah sudah khatam Quran
dengan kaidah tajwid yang benar, meskipun secara teori tidak tahu.
“Saya contohkan dulu cara bacanya, supaya ketika membaca mudah
mengikutinya karena sudah bisa membaca Al Quran. Saya cek dulu bacaannya. Kalau sudah acc, baru disuruh membacanya seperti itu,” tutur Nur.
Dalam
usia 4 tahun pula, Hilyah meraih prestasi dari hafalannya tersebut.
Salah satunya menjadi juara hafidz cilik, yang diselenggarakan Syaamil Quran di Islamic Book Fair 2013.
“Khatamnya pas dapat hadiah Quran dari Sygma. Itu kan setiap hari selalu belajar tilawah, selalu mau pake quran itu,” kata Nur.
Quran yang dimaksud adalah Aku Cinta Al Quran, Al Quran dan Terjemahnya untuk Anak. Quran tersebut merupakan cikal bakal dari My First Al Quran (MyFA).
Untuk memantapkan sekaligus menambah hafalan, maka Hilyah dibiasakan untuk menyetor hafalan setiap hari. “Kalau ngulang tiap hari. Apalagi sekarang hapalannya sudah mulai banyak. Biasanya, Subuh dan Ashar ngulang, atau fleksibel aja. Sekarang sekali baca satu juz, karena dia kan harusnya tartil,” papar Nur.
Hilyah pun punya kebiasaan unik dalam hal sarapan.
“Dia
selalu ikut saya shalat Subuh berjamaah. Selesai shalat subuh, mulutnya
belum kena air sedikitpun, langsung mulai mengulang, satu juz
sekaligus. Selesai itu, langsung makan, sarapan. Jadi sarapannya ayat quran. Dia nggak ngeluh laper. kami juga sarapannya jam 7 lewat,” jelas Nur.
Nur
menuturkan, hingga sekarang, proses Hilyah menghafal tidak banyak
kendala. “Kuncinya, tekad yang kuat dan disiplin dari orangtua. Salah
satunya dengan membatasi anak menonton televisi. Orang tua pun harus
menjadi contoh bagi anak-anak dengan mengurangi menonton televisi dan
memperbanyak interaksi dengan Al Quran,” tandas Nur.
Sahabat
Syaamil, apa yang dilakukan oleh orang tua Hilyah Qonita, semoga dapat
menjadi inspirasi bagi Anda yang juga ingin mendidik putera-puteri Anda
akrab dengan Al Quran. Insya Allah… *** (roni ramdan)
Gimana caranya ya mendapatkan nmr tlp managernya hilya, karna saya berniat mengundang hilya ke acara seminar..
BalasHapus